Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumberdaya air secara konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan pengolahan sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo, dkk, 2005).
Salah satu faktor penting penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk kebutuhan air minum. Air bersih merupakan air yang harus bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan-bahan kimia yang dapat merugikan
kesehatan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Air merupakan zat kehidupan, di mana tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat manusia terdiri dari air. Menurut ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum sebanyak 2,5-3 liter setiap hari termasuk air yang berada dalam makanan. Manusia bisa bertahan hidup 2-3 minggu tanpa makan, tetapi hanya 2 3 hari tanpa minum (Suripin, 2002). Sebagian besar penduduk di Indonesia masih menggunakan air sumur sebagai sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Namun untuk
mendapatkan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan tidaklah mudah. Hal ini disebabkan adanya bakteri dan unsur-unsur atau kandungan dalam air tersebut yang harus dijernihkan/dimurnikan agar bersih dan layak untuk dijadikan sebagai air bersih untuk sumber air baku dan lainnya. Dengan bertambahnya aktivitas dan jumlah penduduk, maka jumlah air bersih yang diperlukan manusia akan semakin meningkat. Secara global kuantitas sumber daya tanah dan air relatif tetap, sedangkan kualitasnya makin hari makin menurun.
Untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih untuk minum, maka dilakukan pengolahan air dari sumber air. Salah satunya adalah air sumur. Air sumur umumnya masih mengandung racun dan zat-zat berbahaya lainnya, seperti misalnya unsur besi di mana unsur besi ini jika keberadaannya melebihi standard yang telah ditentukan akan menyebabkan bau dan rasa yang tidak enak, serta menimbulkan karat pada pipa dan noda pada pakaian (Steel. E.W. and T.J. Mc. Ghee., 1979), serta di dalam tubuh manusia dapat merusak dinding usus, yang dapat mengakibatkan kematian (Soemirat, J., 1994). Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas perlu dilakukan pengolahan misalnya proses penjernihan, agar air sumur menjadi bersih dan berkualitas. Tujuan utama proses penjernihan air sumur adalah untuk mengurangi kadar/konsentrasi
bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca dan Fe, partikel tercampur serta mikro organisme pathogen dan nonpathogen. Selain itu diperlukan juga tambahan pengolahan untuk menghilangkan komponen beracun, serta bahan yang tidak dapat didegradasikan agar konsentrasi senyawa pencemar yang ada menjadi rendah. Untuk itu diperlukan pengolahan secara bertahap agar bahan tersebut di atas dapat dikurangi (Sugiharto, 1987).
Banyak ditemui sumber air sumur yang telah dibangun oleh Pemerintah (seperti di Puskesmas, Kantor Camat, Dinas dan lainnya), perindustrian, perusahaan swasta dan sumber air sumur yang dibangun masyarakat umum (penduduk), di mana
kualitas/mutu airnya tidak layak untuk digunakan sebagai air bersih untuk sumber baku air minum dan lainnya (indikatornya adalah secara visual air sumur tidak layak digunakan sebagai sumber air minum langsung, dapat dilihat dari warna air yang
keruh disertai dengan adanya bau logam pada air), sehingga sumber air sumurnya menjadi mubazir/tidak dapat dimanfaatkan (contohnya pada perusahaan swasta di daerah Kelurahan Kesawan Medan, TPA Dusun II Sei Basah, Desa Tadukan Raga Kecamatan Tanjung Morawa dan lainnya). Pada suatu perusahaan swasta di daerah Kelurahan Kesawan Medan, di mana perusahaan ini sudah tidak menggunakan pelayanan sistem air bersih dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirtanadi Medan sehingga untuk pemenuhan kebutuhan air bersihnya mereka menggunakan air sumur. Dari pengamatan di lapangan secara visual diduga air sumurnya tercemar, akan tetapi pimpinan dan karyawan perusahaan serta lainnya masih memanfaatkan air sumur tersebut untuk keperluan sehari-harinya (misalnya untuk kebutuhan cuci tangan, bersihkan badan, berwudhu, membersihkan peralatan-peralatan dan keperluan lainnya).
Umumnya air sumur yang tercemar bila digunakan tanpa diolah terlebih dahulu, di mana kualitas mutu airnya tidak baik sehingga dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan tubuh akan mudah terserang berbagai penyakit (seperti
penyakit kulit, typhus, muntaber, diare dan lainnya). Ada beragam alat pengolahan air untuk membantu mengatasi masalah
tersebut, mulai dari yang berteknologi canggih dan berbiaya mahal dan teknologi sederhana serta berbiaya murah (contohnya: Alat penjernih hasil rancangan masyarakat, Alat penjernih hasil rancangan mahasiswa untuk penelitian dan lainnya). Sesuai dengan kondisi masyarakat pedesaan maupun perkotaan di Indonesia pada saat ini umumnya masih dalam kondisi ekonomi rendah, maka alat pengolahan air untuk mengatasi masalah tersebut yang sesuai adalah berteknologi sederhana dan berbiaya murah. Sesuai dengan fakta lapangan dan studi kasus di atas dilakukan upaya mitigasi untuk membantu mengatasi hal tersebut, yaitu mengadakan perancangan suatu alat proses penjernihan air sumur yang murah, sederhana, teknologinya baik dan digunakan untuk meminimasi permasalahan air sumur yang kurang baik mutu airnya dengan menggunakan media bahan penjernih air HYDRO dengan Media Profex dapatkan hasil dan kualitas air bersih yang sehat,higienis dan rasakan bedanya.
Sumber : repository.usu.ac.id