Belajar dari Kesaksian Audrey
Air Jernih dan Tidak Berbau,
Bebas Diare untuk Hidup Lebih Sehat
Tidak ada yang menyangka, saat membangun keluarga idaman, Audrey harus berhadapan dengan masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh kualitas air ditempat tinggalnya, berwarna kuning dan berbau. Malangnya, saat itu Audrey sedang mengandung anak pertama dan akhirnya harus berhadapan dengan diare berkepanjangan. Audrey Kuatir…
Masalahnya..
Dijelaskan pakar air Dr Ir Firdaus Ali, M.Sc, jika air berbau besi, berarti dalam air terkandung mangan yang berlebihan. Maksimal, kandungan mangan yakni 0,3 mg/l. Jika melebihi takaran tersebut, maka akan menimbulkan rasa. “Selain rasa, yang paling gampang itu bakal timbul noda di porselen karena kan ini zat kimiawi ya,” tutur Firdaus. Ia menambahkan, bermacam-macam bau yang ditimbulkan air bisa muncul karena pada dasarnya air dari tanah akan melewati berbagai hal misalnya humus atau area bekas rawa. Apalagi, pengolahan air dalam rumah tangga normalnya tidak menggunakan karbon aktif yang bisa menghilangkan zat kimiawi pada air.
Menurut Firdaus, kelebihan mangan lebih banyak menimbulkan masalah estetika yakni timbulnya noda di pakaian, bath tub, dan porselen.
Namun, bagaimana jika dikonsumsi?
“Kalau berlebihan memang bisa menyebabkan gangguan pada ginjal. Seperti air yang terlalu tinggi mengandung kalsium dapat mempercepat pembentukan kristal di ginjal,” lanjut Firdaus. Salah satu ciri yang mudah terlihat jika air terlalu banyak mengandung kalsium, yakni akan timbul kerak di alat masak seperti ceret atau panci.