Instalasi pengolah limbah cair konvensional yang menggunakan mikrobiologi untuk mengurai limbah organikdan kimia membutuhkan waktu hingga 7 hari. Anto Tri Sugiarto, periset LIPI, berhasil mempercepat prosesi itu dengan teknologi plasma hingga dalam hitungan menit.
Teknologi plasma seperti petir, teknologi ini menghasilkan loncatan elektron didalam air yang Saya manfaatkan untuk menjernihkan air dalam waktu relarif cepat, Kata Anto, periset Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi LIPI Puspitek Serpong.
Anto menjelaskan teknologi plasma dihasilkan dari 2 elektroda bermuatan listrik sampai 10.000 volt. Teknologi plasma akan berupa loncatan elektron yang terjadi bilamana dilewatkan aliran air (limbah) melalui 2 elektroda. Loncatan elektron menimbulkan ionisasi.
Selanjutnya pada limbah dialirkan ozon dan sinar ultraviolet (UV) agar terjadi proses penguraian limbah hingga menghasilkan air yang jernih. Kualitas air yang dihasilkan dari limbah dapat disesuaikan dengan ambang batas baku mutu limbah cair atau ditingkatkan lagi menjadi sumber air baku untuk air minum.
Anto menerapkan teknologi ini dibeberapa lokasi. Teknologi yang diberi nama Advanced Oxidation Processes (AOP) itu diantaranya diaplikasikan di Sukoharjo Jawa Tengah. Khusus di Sukoharjo alat AOP diterapkan secara mobile didalam truk. Air limbah yang diolah diambil dibeberapa tempat, yaitu limbah dari babarapa industri.
Pada prinsipnya semua jenis limbah cair dapat diuraikan tanpa menimbulkan sisa limbah padat. Proses pengolahan limbah yang berasal dari bahan organik akan jauh lebih cepat. “kata Anto”
Beberapa rumah sakit juga telah menerapkan AOP yang dirancang Anto, diantaranya RS Depok, Bandung, dan Cirebon. Ukuran paling kecil dirancang 100-500 m3 per hari dengan investasi 450 juta per unit. Makin besar kapasitas air, makin tinggi investasinya
Menghemat Tempat
Manfaat pengolahan limbah dengan AOP selain menghemat waktu juga menghemat tempat. Limbah yang diolah secara konvensional selama 7 hari membutuhkan kolam penampungan limbah yang tidak kecil. Namun, dengan AOP, air limbah yang dihasilkan pabrik akan langsung diolah dan menghasilkan air yang dapat dimanfaatkan langsung sesuai kebutuhan. Instalasi AOP juga tidak memakan banyak tempat. Keuntungan lain, biaya operational dan perawatan AOP tergolong rendah. Pengolahan limbah dengan AOP tidak menghasilkan limbah padat serta dapat menjernihkan limbah keruh dan berwarna.
Teknologi AOP pada intinya menghasilkan hidroksil radikal yang dapat dimanfaatkan untuk menguraikan limbah melalui rangkaian proses ozon, plasma, dan penyinaran UV. AOP menghasilkan oksidasi yang jauh lebih cepat dan tidak mengendapkan berbagai unsur dalam limbah. Unsur kimia pun terurai sehingga tidak ada endapan
Kombinasi Arang Aktif
Anto mengkombinasikan AOP dengan arang aktif, air limbah yang sudah diolah dalam AOP disaring kembali dengan arang aktif untuk mikropolutan yang masih ada. Metode kombinasi ini efektif dalam menurunkan COD hingga 95%. Untuk menunjang efisiensi pengolahan air limbah COD tinggi, menurut Anto ditambahkan larutan hidrogen peroksida 50%.
Reaktor AOP yang digunakan terdiri atas tabung baja tahan karat dengan ukuran panjang 30 cm dan diameter 10 cm. Panjang gelombang lampu UV yang digunakan 253,7 nm dan ditempatkan ditengah tabung. Gas ozon diinjeksikan ke dalam reaktor AOP dengan generator berkapasitas 6 gram per hari. Kontribusi Anto ini memberi sumbangan besar bagi industri untuk bertindak nyata memulihkan lingkungan yang telah dicemari sekian lama.
Sumber : kompas edisi 24 Juni 2011