sumber foto: apost
Masih ingatkah Anda pada peristiwa banjir di Jepang beberapa tahun silam? Jernihnya air yang membanjiri kota-kota di Jepang sangat jauh berbeda dengan kondisi banjir yang terjadi di Indonesia. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Banjir di Jepang terjadi saat angin topan Hagibis menerpa pada tahun 2019. Sebelum peristiwa itu terjadi, pemerintah Jepang telah menghimbau masyarakatnya untuk membersihkan pekarangan rumah. Hal ini agar tidak ada sampah yang ikut hanyut Bersama banjir. Dikarenakan masyarakat Jepang sudah memiliki budaya disiplin dan cinta bersih, himbauan tersebut tidak sulit untuk diindahkan. Dengan begitu, saat banjir melanda, genangan airnya masih terlihat bersih dan jernih. Aliran air hujan juga tidak tercampur dengan air buangan rumah tangga. Tentunya hal ini berdampak pada kualitas air yang terdistribusi di Jepang. Menggunakan penjernih air yang tersistem seluruh penjuru menjadikan air kran di Jepang sudah siap minum sepanjang musim.
Berbeda dengan Jepang, penyebab banjir di Indonesia dikarenakan air hujan bervolume besar yang tidak teraliri dengan baik. Di Indonesia, saluran air hujan dengan limbah rumah tangga tidak dibedakan seperti negara sakura sana. Kondisi tersebut kemudian diperburuk dengan kurangnya budaya bersih yang melekat pada masyarakat Indonesia. Akibatnya, sampah dan lumpur bercampur dengan air yang menggenangi wilayah banjir. Peristiwa tersebut kemudian berdampak pada menurunnya kualitas air di rumah-rumah pengguna sumur bor maupun PDAM di Indonesia.
Rasanya sangat sulit memang melekatkan suatu budaya khususnya kebiasaan bersih di Indonesia. Untuk itu, mulailah dari diri sendiri dan keluarga di rumah. Jaga kebersihan pekarangan rumah dan jangan sampai ada sampah yang menyumbat aliran rumah terlebih di musim hujan. Nah, agar kualitas air di rumah tetap baik di sepanjang musim bak yang terjadi di Jepang, Anda bisa memilih HYDRO sebagai penjernih air untuk mewujudkannya.
Konsultasikan Permasalahan Air Anda, GRATIS!

Referensi: