Pencemaran air disebabkan oleh berbagai kegiatan diantaranya oleh industri, rumah tangga yang menghasil limbah/sampah. Sampah/limbah yang dihasilkan apabila tidak diolah dan dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Aktifitas membuang sampah/limbah sembarangan tempat dapat menyebabkan hidup orang sengsara karena dapat mencemarkan air. Kalau kita tidak berhati-hati dalam pemakaian air dan pembuangan limbah pencemar mungkin saja suatu ketika air tidak dapat lagi digunakan tanpa pengolahan khusus yang memerlukan biaya tinggi.
Air merupakan elemen paling melimpah di bumi. Menurut para ahli 2/3 (±70%) dari bagian bumi adalah perairan. Jumlah air kira 1,4 ribu juta kilometer kubik. Apabila dituang merata di seluruh permukaan bumi akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata-rata 3 kilo meter (Richard Middleton). Menurut UNESCO, 1978 dalam Chow et al., 1988 yang dikutip DESDM 2008 dalam buku Manajemen Air Tanah Berbasis Konservasi, jumlah air di dunia adalah 1.385.984.610 km3, terdiri dari 96,54 % (1.338.000.000 km3) air laut/air asin dan 3,46 % air lainnya yang terdiri dari; air asin di luar air laut 0,93 % (12.955.400 km3) dan air tawar 2,53 % (35.029.210 km3). Dari jumlah total air tawar terdiri dari Es dan Salju tersimpan di kutup utara dan selatan 69,533 %, air tanah dalam 30,061 % (10.530.000 km3), air tanah dangkal (Soil Moisture) 0,047 %, Danau 0,260 %, Sungai 0,006 %, Rawa/payau 0,033 %, air biologi 0,003 % dan air di atmosfir 0,037 %.
Menurut harian pagi Padang Ekspres terbitan jum’at 13 Maret 2009 halaman 8 “2012 penduduk bumi tujuh milyar” jumlah tersebut bakal bertambah dua milyar jiwa pada tahun 2050 yaitu menjdi 9,1 milyar jika angka kelahiran turun dari 2,56 anak per satu ibu menjadi 2,02 anak. Jika angka kelahiran tetap seperti sekarang, maka jumlah penduduk pada 2050 akan mencapai 10,5 milyar. Angka tersebut diprediksi oleh Direktur Divisi Populasi PBB “Hania Zlotnik”. Dapat dibayangkan berapa jumlah air bersih yang harus disediakan oleh alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan setiap orang akan air bersih berbeda. Orang kota membutuhkan relatif lebih banyak dari orang desa.
Untuk kebutuhan rumah tangga (domestik) orang kota membutuhkan 200 liter/orang/hari, sedangkan orang desa membutuhkan 60 liter/orang/hari. Jika kebutuhan domestik akan air bersih setiap orang/hari sebanyak rata-rata 100 liter/orang/hari, maka pada tahun 2050 untuk kebutuhan domestik saja alam hendaknya menyediakan air bersih sebanyak 10.500 milyar liter/hari belum termasuk untuk kebutuhan pertanian, industri dan sebagainya.
Jumlah air di bumi memang sangat melimpah, tetapi untuk memperoleh air bersih yang bermutu bagus menurut standar kesehatan sudah mulai dirasakan sulit untuk mendapatkanya. Sungai kita yang dulunya bersih, sekarang sudah berobah menjadi tak nyaman lagi, karena sampah dan bau kurang sedap. Suplai air bersih untuk memenuhi kebutuhan penduduk sudah tergantung dari air tanah. Air tanah tidak hanya dipakai sebagai sumber air minum dan kebutuhan rumah tangga tetapi juga dipergunakan untuk kebutuhan industri, pertanian dan lainnya.
Pengambilan air tanah secara terus menerus akan menyebabkan potensinya akan berkurang yang ditandai turunnya muka air tanah. Air tanah dapat terbentuk dalam jangka waktu bulanan hingga ribuan tahun, tergantung curah hujan dan kondisi geologi setempat.
Seiring dengan pertambahan penduduk maka kebutuhan air juga bertambah, sedangkan lahan yang berfungsi sebagai daerah resapan air menjadi berkurang. Lahan hijau yang fungsi utamanya sebagai pabrik oksigen, mengatur suhu dan kelembaban udara serta yang sekaligus sebagai poros infiltrasi air hujan masuk kedalam tanah, menghalangi erosi dan pencegah banjir telah berubah fungsi menjadi ruang terbangun sebagai pemukiman, industri dan sebagainya sehingga infiltrasi air ke dalam tanah menjadi berkurang karena dihalangi oleh bangunan.
Bukan saja bangunan utama yang menghalangi infiltrasi air ke dalam tanah halamannyapun disemen yang akhirnya air hujan hampir semuanya menjadi air larian yang menyebabkan erosi tanah dan sedimentasi pada sungai. Tak pelak lagi alam menghukum kita akibat ulah tangan manusia sendiri dimana pada musim penghujan terjadi banjir dimana-mana dan dimusim kemarau terjadi kekeringan. Keadaan tersebut diperparah oleh kebiasaan sebagian masyarakat yang membuang sampah seenaknya sehingga sungai menjadi tercemar.
Air permukaan yang mengalir pada sungai, yang tersimpan di danau/waduk serta air tanah sebagai sumber air bersih harus diselamatkan. Pabrik-pabrik penghasil limbah agar mengolah limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan dan rumah tangga penghasil sampah padat agar sampahnya dibuang pada tempat yang telah disediakan dan tidak membuang limbah cair ke sungai.
Mari kita mulai melakukan konservasi dengan menghemat pemakaian air, air dimanfaatkan secara baik dan menjaganya dari cemaran, dengan demikian berati kita telah turut menyelamatkan air bersih sebagai salah satu sumberdaya untuk keberlanjutan kehidupan.
*Penulis adalah Staf DinasESDM Sumbar